Kisah Letnan H.P. De Bruyn yang tewas di Seunagan (Aceh Barat) tahun 1902

kenangan para serdadu Belanda yang tewas tahun 1902 salah satunya Letnan H.P. De Bruijn. Source: https://tengkuputeh.com
Seorang letnan yang masih muda remaja dan lajang serta pemberani De Bruijn, saat itu akan menikah di pendopo (dulu), tetapi ia memilih untuk “di-Peucut-kan” daripada menjadi “pengantin”. Bagi Belanda, ia dianggap gagah berani.
De Bruyn adalah perwira dengan pangkat letnan satu dari pihak Belanda yang bertugas di Seunangan (Aceh Barat), ia mendapat perintah langsung dari Van Heutsz (Gubernur Belanda di Aceh ketika itu) sendiri. Van Heutsz juga akan mengawinkan De Bruyn dengan seorang gadis anak seorang perwira menengah, perkawinan tersebut akan berlangsung ditempat kediaman Van Heutsz yaitu pendopo gubernur sekarang.
Naas bagi De Bruyn karena dia dan sebahagian besar anak buahnya berhasil disapu bersih oleh para pejuang Aceh dari Seunagan dengan suatu“klewangaanval” yang terkenal itu. De Bruijn menderita terlalu banyak bacokan sehingga ia tak mungkin dirawat lagi. Dia dengan gagah berani mengatakan kepada dokter yang bakal merawatnya dalam medan perang itu (Seunagan) : “Dokter, laat mij maar liggen, ik ga toch dood. Help liever de arme marechaussee’s!” (Dokter, biarkan saja saya ini, saya akan mati. Lebih baik dokter menolong marsose-marsose malang yang lain!).
Mendengar kata-kata De Bruijn demikian itu. maka salah seorang letnan lainnya mendekati tubuh De Bruijn yang penuh luka dan berlumuran darah seraya membisikkan ke telinganya seandainya ia mempunjai pesan-pesan lain. Maka dengan susah payah Bruijn meneruskan wasiatnya: “zeg aan mijn moeder dat ik mijn plicht heb gedaa!” (Katakan pada ibuku bahwa aku telah menunaikan tugas-tugasku!).
Dia tidak ingat dan tidak terpengaruh oleh tunangannya. Sebelum ia menghembuskan nafas terakhir, ia mengucapkan kata-kata kepuasan yang ikhlas bagi perjuangan mereka : “zeg aan mijn moeder, dat ik mijn best heb gedaan!”(Katakan kepada ibuku, bahwa aku telah menjalankan tugasku dengan sebaik-baiknya). Disaat menjelang maut, ia masih lebih ingat kepada ibunya dan kewajibannya sebagai seorang serdadu yang sedang menjalankan tugas. Dan bukan tidak mungkin ada bahkan banyak diantara mereka yang menyerukan :“Leve de Koningin!” (hidup Seri Ratu!)
Adapun luka De Bruijn yang menyebabkan kematiannya adalah luka kena tombak(lanssteek) pada perutnya, yaitu luka pertama yang ditombak dari jarak jauh, setelah ia roboh tanpa sanggup memberi perlawanan maka ia pun dihujani dengan cencangan kelewang yang mengerikan. Ini terjadi sekitar tahun 1902 di Seunagan/Aceh Barat.
Ketika jenazah De Bruijn tiba di Ulee Lheu dengan kapal dari Pemerintah Belanda, maka ketibaannya itu sebenarnya untuk menjadi mempelai atau “raja sehari” sementara tunangannya telah siap-siap mengenakan pakaian pengantin yang dikirim dari Jawa oleh ayahnya.
Van Heutsz dengan tegas berkata kepada calon pengantin perempuan itu: Anakku, De Bruijn telah tiba tetapi ia lebih penting “di-Peucut-kan” daripada duduk bersanding denganmu sekarang ini”. Kita dapat menduga bagaimana gawatnya keadaan pendopo kediaman Van Heutsz ketika itu. Ini adalah kepingan sejarah yang “Peucut” dapat ceritakan kepada setiap pengunjungnya kalau dia tidak rusak.

Artikel-artikel tentang Aceh:

  1. PEREMPUAN ACEH FULL POWER 4 AGUSTUS 2008
  2. MENYUSURI JEJAK DARA PORTUGIS DI ACEH 6 DESEMBER 2008
  3. TEUKU UMAR PAHLAWAN 11 FEBRUARI 2011
  4. FILOSOFI GOB 10 OKTOBER 2011
  5. KEBENARAN YANG SAMAR 28 FEBRUARI 2013
  6. GAM CANTOI TIADA 30 MARET 2013
  7. PERANG CUMBOK SEBUAH REVOLUSI SOSIAL DI ACEH (1946-1947) 18 JUNI 2013
  8. TSUNAMI 26 DESEMBER 2015
  9. PERADABAN TANPA TULISAN 25 FEBRUARI 2016
  10. SURAT TENGKU CHIK DI TIRO KEPADA RESIDEN VAN LANGEN AGAR TERCAPAI PERDAMAIAN DALAM PERANG ACEH MAKA BELANDA HARUS MEMELUK AGAMA ISLAM DI TAHUN 1885 4 NOVEMBER 2016
  11. PARA PENYEBAR KEBOHONGAN 13 NOVEMBER 2016
  12. MENGUNJUNGI RUMAH PAHLAWAN NASIONAL CUT MEUTIA 17 APRIL 2017
  13. SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH 24 APRIL 2017
  14. EMAS, KAFIR DAN MAUT 20 APRIL 2017
  15. MENGENAL LEBIH DEKAT POCUT BAREN 5 MEI 2017
  16. OPERASI PENYERGAPAN BELANDA TERHADAP CUT MEUTIA 7 MEI 2017
  17. MENGUNJUNGI PAMERAN BATU NISAN ACEH SEBAGAI WARISAN BUDAYA ISLAM DI ASIA TENGGARA 15 MEI 2017
  18. KESULTANAN ACEH NEGARA BERDAULAT PERTAMA YANG MENGAKUI KEMERDEKAAN REPUBLIK BELANDA DARI KERAJAAN SPANYOL DI TAHUN 1602 18 MEI 2017
  19. SYARIAT ISLAM SIAPA TAKUT 6 JUNI 2017
  20. SENJA DI MALAKA 14 JUNI 2017
  21. KRITIK KEPADA SULTAN ISKANDAR MUDA 4 JULI 2017
  22. HIKAYAT SUKU MANTE 5 JULI 2017
  23. TEUKU NYAK MAKAM, PAHLAWAN ACEH TANPA KEPALA 30 JULI 2017
  24. ASAL MUASAL BUDAYA KOPI DI ACEH 1 AGUSTUS 2017
  25. MUSIBAH TENGGELAMNYA KMP GURITA 6 AGUSTUS 2017
  26. PERANG ACEH, KISAH KEGAGALAN SNOUCK HURGRONJE 7 AGUSTUS 2017
  27. ACEH DI MATA KOLONIALIS 8 AGUSTUS 2017
  28. MELUKIS SEJARAH 10 AGUSTUS 2017
  29. NASIHAT-NASIHAT C. SNOUCK HURGRONJE SEMASA KEPEGAWAIANNYA KEPADA PEMERINTAH HINDIA BELANDA 1889-1936 14 AGUSTUS 2017
  30. ACEH SEPANJANG ABAD 16 AGUSTUS 2017
  31. PERANG DI JALAN ALLAH 30 AGUSTUS 2017
  32. ACEH DAERAH MODAL 7 SEPTEMBER 2017
  33. 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU 12 SEPTEMBER 2017
  34. KERAJAAN ACEH PADA JAMAN SULTAN ISKANDAR MUDA (1609-1636) 13 SEPTEMBER 2017
  35. PERISTIWA KEMERDEKAAN DI ACEH 14 SEPTEMBER 2017
  36. PASAI DALAM PERJALANAN SEJARAH 17 SEPTEMBER 2017
  37. MATA UANG EMAS KERAJAAN-KERAJAAN DI ACEH 19 SEPTEMBER 2017
  38. ACEH MENDAKWA 21 SEPTEMBER 2017
  39. MISI MENCARI MAKAM PARA SULTANAH ACEH 6 OKTOBER 2017
  40. BERZIARAH KE MAKAM SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH 8 OKTOBER 2017
  41. EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH 15 OKTOBER 2017
  42. AROMA MEMIKAT DARI DAPUR ACEH 16 OKTOBER 2017
  43. TARIKH ACEH DAN NUSANTARA 29 OKTOBER 2017
  44. PEKUBURAN SERDADU BELANDA PEUCUT KHERKHOF DI BANDA ACEH SEBAGAI SAKSI KEDAHSYATAN PERANG ACEH 29 NOVEMBER 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RISALAH SANG DURJANA BAGIAN ENAM BELAS

RISALAH SANG DURJANA BAGIAN DELAPAN BELAS