RISALAH SANG DURJANA BAGIAN DUA BELAS

Ia tumbuh layaknya bangsawan muda pada zaman itu. Pada usia tiga belas, untuk pertama kalinya ia turut berburu rusa sebagai penunggang kuda. Ayahnya, memberikan seekor kuda yang jinak, selalu di dekatnya. Segera menjadi nyata bahwa T. Nek tidak banyak memerlukan pengawasan, dan dalam waktu setahun ia menonjol di antara anak-anak sebayanya karena sifatnya yang nekat dan sanggup cepat mengambil keputusan dalam hal-hal kejantanan.
Ia adalah seorang uleebalang di wilayah Meuraksa yang penguasai pantai Ceureuman, Ulee Lheu. Namun, belakangan ini  ia merasa sakit hati, ketika Sultan memberikan wilayah kehulubalangan kepada Tuanku Nanta di Lampadang atas jasanya terhadap jasanya terdahulu kepada Sultan. Padahal awalnya, wilayah tersebut adalah miliknya. Akibatnya, wilayahnya semakin mengecil dan hanya kebagian wilayah di Ulee Lheue, Pekan Bada, Blang Oi dan sekitarnya. Ia merasa marah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Letnan H.P. De Bruyn yang tewas di Seunagan (Aceh Barat) tahun 1902

RISALAH SANG DURJANA BAGIAN SEBELAS

RISALAH SANG DURJANA BAGIAN EMPAT BELAS