RISALAH SANG DURJANA BAGIAN TIGA BELAS

Saat-saat yang dinanti tibalah. Belanda mendaratkan pasukannya dan terus menyerbu Meuraksa dengan lindungan meriamnya. Maka terjadilah perang laut yang seru dan saling tembak-menembak. Pasukan Aceh memberikan perlawanan yang gigih dengan membendung arus penyebrangan tentara Belanda. Tentara Belanda terus maju menerobos pertahanan Aceh dengan alatnya yang lengkap dan serba modern. Dalam terobosan-terobosan ini terjadilah perang tanding, seorang melawan seorang dimana prajurit Aceh maju dengan kelewang yang sukar bagi Belanda menghadapinya dalam jarak dekat. Namun dengan keunggulan persenjataan dan keahlian pasukan Belanda terus maju.
Mayor Jenderal J.H.R Kohler, Panglima tertinggi militer ekspedisi terhadap Aceh berkacak pinggang dengan geram, sebagai komandan teritorial Sumatera Barat ia belum pernah mengalami pertempuran gila seperti ini, ia memanggil komandan kedua, Kolonel E.C van Daalen dan berkata, “seharusnya pendaratan pasukan yang begitu besar di Nusantara seperti yang kita lakukan dihadapi dengan penarikan mundur musuh yang terorganisasi secara umum, apa yang dipikirkan Aceh gila ini sehingga mereka maju?”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Letnan H.P. De Bruyn yang tewas di Seunagan (Aceh Barat) tahun 1902

RISALAH SANG DURJANA BAGIAN SEBELAS

RISALAH SANG DURJANA BAGIAN EMPAT BELAS